Jumat, 21 Januari 2011

cerita untuk blog sidabutar, perjalanan individual di kampung Tomok

    nama saya Toba Sidabutar,
Saya mau cerita sedikit tentang petualangan saya di perkampungan Tomok. Tapi sebelumnya saya ingin menjelaskan kalo saya cukup awam tentang budaya marga Sidabutar, karna saya lahir dan besar di LUAR pulau Sumatra.
Suatu ketika saya menghabiskan liburan saya di Sumatra utara secara sendiri (individual), dan desa Tomok adalah salah satunya. Secara saya pulang kampung sendirian dikampung sendiri , tetapi saya tidak tahu mau mengunjungi siapa disana (Tomok), karena telah banyak kluarga yg telah merantau ke luar Sumatra.
Setelah turun dari  pesawat saya pun bergegas mencari taxi menuju jln.Sisingamangaraja untuk mencari kendaraan lg yg menuju ke Tarutung, namun saya turun diparapat yg merupakan akses jalan menuju Pulau Samosir. Dari terminal diparapat ada pelabuhan yg kapalnya bisa mengantarkan saya ke desa Tomok. Dan sesuai info bekal perjalanan, akhirnya saya pun tiba di desa Tomok yg merupakan salah satu tujuan wisata saya di liburan kali ini.
    Sesampainya saya menginjak tanah di desa Tomok, saya menghampiri rumah makan didekat situ dgn tujuan makan (maklum... demi pengiritan, saya dari keberangkatan blom makan bos.. hehe..). Sayapun disambut dengan pemuda pemabuk yg kurang bersahabat didekat bibir pantai tepat depan sebuah kedai tuak. Apaboleh buat, saya terpaksa harus bergegas pergi sebelum mereka bertindak kriminal terhadap saya. Namun dalam benak saya apakah begini anak muda di Tomok slalu kurang bersahabat terhadap pendatang?? aahhh... biarlah itu.. yg penting duit ga ada yg hilang.. (jd inget copet2 dijakarta salah satunya adalah orng batak, ada ga yaa yg semarga ma gw?? )
    Dan sayapun  mengunjungi pemakaman tua Raja Sidabutar yg terkenal itu. Terletak di atas, lumayanlah dari bibir pantai melewati banyak kios2. Kata penduduk skitar, area kuburan ini dinamakan kuburan Tambak, sayapun  kurang tahu dan fasih mengenai ini.
 Ikut-ikutan bergabung bersama turis asing lainnya, saya menaiki tangga menuju kuburan itu dgn diwajibkan menggunakan Ulos. Ulospun direntalkan secara gratis (asik gratis...).
weeww.... pake ulos, jd suatu kebanggaan buat saya, karena saya cukup mengagumi Ompu raja Sidabutar. karena dengar2 cerita, katanya raja sidabutar itu ganteng nan gagah dan pintar bermain pedang... (ganteng .. ???? main pedang???)
Melihat  turis didampingi pemandu wisata, saya ikut nimbrung mendengarkan tentang silsilah sejarah mengenai raja Sidabutar dan mengenai simbol arti dan atribut yg ada di area pemakaman tersebut (lumayan... mumpung gratisan bos... hehehe).
usai penjelasan dari sang pemandu, saya disarankan membayar sumbangan suka rela, yg sebenernya saya merasa diwajibkan oleh para penjaga lingkungan pemakaman. Sedih rasanya mendengar sumbangan tapi diwajibkan juga (aneh, sumbangan koq diwajibkan??)
    Menuju kebawah, saya mampir disalah satu kios pernak-pernik yg masih terletak dilingkungan pemakaman. Saya pun tidak belanja, karna ternyata saya tahu tidak sedikit yg mereka dagangkan ternyata bukanlah hasil asli dari tanah Samosir, melainkan banyak kerajinan dari pulau Jawa tepatnya di Jogja, bahkan mereka sendiri yg menceritakan hal tersebut kepada saya. (padahal saya jg ga ada uang bos... wkwkwkwkk...)
    lepas dari lingkungan pemakaman dan kios2, saya iseng berjalan kaki yg masih di sekitar tomok. Dan saya melihat rumah batak yg besar sekali yg tak jauh dari bibir Pantai. Wooww.. it's AMAZING!!! sungguh luar biasa, dilihat dari ukiran dan arsitek bangunannya buat saya sangat takjub. (asli brilian bos, otak habibi mah bisa kalahh..). Ga sabar saya mengunjungi rumah batak itu dengan pekarangan yg luas sekali dan dikelilingi bangunan yg mayoritas belum selesai dibangun.
    Dengan memberanikan diri, sayapun menghampiri rumah batak itu, ternyata pemilik rumah batak itu ada disitu. Beliau sangat ramah dan welcome sekali. Beliau bernama bpk.Budiman Sidabutar yg dijuluki Ompu Tuan LOPO, dan istrinya boru Situmorang. Sembari memperkenalkan diri, saya sangat dijamu dsitu, sungguh membuat saya sangat terharu dengan keramahtamahan mereka. Beliau sangat memaklumi kondisi saya yg jauh-jauh dari luar Sumatra datang ke Tomok. Apalagi bermarga Sidabutar katanya sambil bergurau... all hasil saya diizinkan untuk bermalam dirumah batak itu.... (hihihi.. lumayan bos buat pengiritan alias ajimumpung wkwkkwkk..)
    Sore harinya,kami banyak berbincang dirumah itu sembari mengitari rumah batak itu yg ternyata masih menggunakan kayu alami dan asli pahatan orang Samosir. Beliau berkata rumah batak ini tadinya akan dijadikan musium dan pagelaran acara tradisionil budaya batak, dan dikelilingi peginapan hotel. Namun berhubung Pariwisata di Toba - Samosir lg tidak benar (biasanya pemerintah tuh..), smua jadi tertunda begitu saja.., tutur beliau dgn raut yg sedih. Banyak cerita2 yg beliau paparkan kepada saya, dari tanah sebrang hingga berbagai pengalaman hidupnya. yg inti sebenarnya adalah beliau sangat menjunjung tinggi nilai adat2 batak, yg saat ini mulai terkikis oleh zaman.
    Saya beranggapan beliau adalah seorang budayawan batak yg mengandung darah seniman yg ingin melestarikan budaya kampungnya karena nampak sekali dari cerita yg beliau sampaikan dan sangat terlihat jelas dari sebagian karya2 yg beliau tunjukkan kepada saya. Dan tak heran jg, ternyata banyak juga orang kampung Tomok yg menghormatinya. Selain beliau keturunan langsung dari Raja-raja Sidabutar, beliau jg terkenal dgn keramahtamahannya di area lingkungan itu.
    suatu ketika, dipagi hari saya menceritakan tentang kunjungan saya ke kuburan raja ompu Sidabutar di tambak kemarin kepada beliau,  dan beliau pun hanya tersenyum saja. Lalu beliau menunjukan kepada saya tentang kuburan yg dibangunnya, yg jg menyerupai kuburan raja2 sidabutar di tambak, "ini saya buat untuk kluarga saya" tuturnya. wahh... sekali lg saya takjub melihatnya!!! kuburan yg besar dan jg penuh pahatan itu, ternyata bukanlah terbuat dari semen, melainkan dari batu besar yg dipahat membentuk kuburan yg penuh ukiran. (nyari batu sebesar itu dan ngangkatnya pasti susah bos,,, musti brapa banyak kuli panggul yaa??)
    setelah itu kami pun sarapan pagi bersama, dan bergegas siap2 pergi untuk menuju kuburan tambak raja Sidabutar, karena kata beliau, ia ingin sekali ditemani jalan-jalan kesana (assssiiikkkk..)."Sudah cukup lama saya tidak kesana.." tutur beliau (dalam hati : apalagi saya om... hihihi..).
Kami pun mulai naik ke atas menuju area pemakaman raja2 Sidabutar, melewati banyak kios-kios. Dalam perjalanan  banyak sekali orang yg tegur-sapa beliau, mungkin mereka adalah sodara2 beliau atau memang keramahtamahan warga Tomok terhadap beliau. Saya pun banyak dikenalkan orang yg baik oleh beliau (asiiikk,,, jd ikutan terkenal dehhh... hehehe) .Sesampai di kuburan, saya dan beliau jg menggunakan Ulos yg dikasih oleh penjaga kuburan. Penjaga kuburan pun sangat segan dan sopan saat bertemu beliau, karna beliau merupakan keturunan langsung dari Raja Sidabutar kata sang penjaga kuburan sembari berbisik kepadaku. Lama saya melihat beliau berdoa disitu, hingga pemandu wisata beserta turis pun tidak berani masuk sebelum beliau selesai berdoa. setelah beliau selesai berdoa turis pun mulai masuk dan duduk bersama-sama kami, dan berbarengan mendengarkan sang pemandu wisata yg menceritakan tentang sejarah raja Sidabutar.
    sewaktu sang pemandu wisata menjelaskan sejarah raja Sidabutar, rupanya banyak kesalahan yg dijelaskan oleh pemandu tsb mengenai silsilah (wahhh... dasar pemandu amtir nihh!!). Beliau pun marah dan langsung menyanggah yg diucapan si sang pemandu. Lalu beliau berdiri dan menceritakan sejarah yg sebenarnya kepada turis-turis. Saya pun kaget dan tercengang melihat ini. ternyata beliau sangat tahu dan mengerti kebenaran sejarah leluhurnya. tak lama setelah sang pemandu menyelesaikan tugasnya, beliaupun memanggilnya dan memarahinya. Ternyata pemandu tersebut adalah seorang pendatang, pemandu yg asal mengucapkan sejarah. Melihat hal ini sayapun kaget, karena beliau begitu murkanya terhadap sang pemandu yg sudah meminta maaf berkali-kali, namun akhirnya dimaafkan juga oleh beliau dgn persyaratan tertentu, yaitu dia tidak boleh lg memandu disini kalau belum berbekal pengetahuan yg cukup mengenai raja ompu Sidabutar. (untung ga disabet pake pedang bos, blom tau apa Sidabutar jago pedang..??)Setelah itu, kami pun pulang menuju rumah beliau dengan dijemput kapal wisata yg jg kepunyaan beliau yg sudah lama menunggu di pelabuhan wisata Tomok (lumayan bos, saya naek kapal jg jd gratis hahaa..).
     tak lama setelah tiba, dirumah batak saya pun berpamitan untuk pergi meninggalkan desa Tomok, karena masih banyak tujuan yg harus saya tuju. Nampak dengan berat hatipun beliau terpaksa melepaskan saya. Begitu jg dgn saya, yg sebenarnya masih ingin tetap disitu (habis enak sih gratisan mulu bos whahahaha..). tapi berhubung waktu saya tak banyak, saya pun harus merelakan dan segera berangkat pergi meninggalkan rumah batak yg nan indah itu dan meninggalkan desa Tomok jg. Singkat memang,  karena ga bisa semua secara rinci saya ceritakan tentang pengalaman saya dgn beliau.  THE END

Sesungguhnya, saya membuat cerita ini agar kiranya kisah ini dapat dibaca oleh beliau (ompu tn.LOPO). Dan saya belum sempat membalas kehangatan jamuannya yang  sungguh luar biasa itu. kekaguman saya tidak pernah berhenti terhadap keramahtamaan beliau maupun karya2nya yg ditunjukkan beliau terhadap saya. Mungkin semoga suatu saat saya bisa mengunjungi beliau kembali. Saya akui, saya sangat beruntung bertemu dgn beliau. tanpa beliau mungkin saya tdk tau sejarah yg benar, atau jd males dateng ke Tomok lg atau mungkin tdk peduli dgn marga Kesidabutaran. Terima kasih telah mengajarkan banyak hal..
Terimakasih Tn.LOPO, jasamu tak kan terlupakan......

always in memorium , bagiku.. kau adalah bapak budayawan yg memiliki jiwa seni yg tinggi...
forever thanks........GOD BLESS ALL..